Saya tertarik untuk menulis sesuatu yang berbeda kali ini. Sesuatu yang lebih bersifat pengetahuan umum. Disaat saya menulis ini saya juga sekaligus belajar.
Pernahkah anda memdengar mengenai Indeks Pembangunan Manusia? Saya sendiri tidak familiar dengan istilah ini, dan saya yakin bahwa banyak diantara anda juga seperti saya. Tetapi jika saya tanya apakah anda pernah mendengar mengenai Human Development Index (HDI) saya yakin banyak diantara anda sudah pernah mendengarnya. Saya sendiri juga sangat sering mendengar mengenai HDI ini.
Menurut Wikipidia, Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup.
HDI digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
Indeks dikembangkan oleh pemenang nobel india Amartya Sen dan Mahbub ul Haq seorang ekonom pakistan dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics.
Dengan adanya indeks ini kita bisa membandingkan posisi negara kita dengan negara lainnya. Sisi positif dari adanya indeks ini kita bisa melihat apakah negara mengalami perkembangan dari tahun ke tahun atau sebaliknya negara kita malah mengalami penurunan. Jika indeks kita rendah berarti negara kita harus bekerja lebih keras lagi mengejar ketertinggalan.
Terus urutan berapakah Indonesia berada? Berdasarkan laporan yang dirilis oleh PBB pada tanggal 5 Oktober 2009 , Indonesia berada pada urutan ke 111 dari 180 Negara yang diukur. Meskipun HDI kita masih rendah namun kita masih diatas negara India yang berada pada urutan ke 134. Terus bagaimana dengan urutan negara tetangga kita Singapura dan Malaysia? Ternyata kita sangat jauh tertinggal dari tetangga kita tersebut. Singapore termasuk negara dengan HDI tinggi, yaitu berada pada urutan 23, yang dimana urutan 22 ditempati oleh Negara Jerman. Sedangkan Malaysia berada pada klasifikasi HDI negara berkembang urutan ke 66 dibawah Montenegro dan Romania. Terus negara manakah yang menduduki posisi teratas? Jawabannya adalah Norwegia, dan nomor dua-nya adalah Austalia. Amerika sendiri hanya berada pada urutan ke 13. Amerika berada di bawah negara jepang yang menduduki urutan ke 10. Mungkinkah suatu saat nanti Indonesia menempati urutan 10 besar? Jawaban pertanyaan ini agak susah, jika dijawab tidak berarti kita tidak optimis dengan perkembangan negara kita dimasa depan, tetapi kalau kita jawab iya, kapan? Jawaban praktisnya adalah sampai saya meninggal nanti Indonesia masih akan berada diurutan diatas 100 dan mungkin 2 generasi setelah saya posisi Indonesia juga masih akan tetap berada dirutan diatas 100.
Negara Timur Leste, yang dulunya dalah bagian dari Indonesia, menduduki peringkat 2 terbawah di kawasan Asia dan Oseania. Dengan HDI 0.489, dan peringkat satunya diduduki oleh Afghanistan. Jika Afghanistan masuk urutan terendah di Asia hal ini masuk akal mengingat Afghanistan sudah digempur habis-habisan oleh Amerika. Untuk Timur Leste sendiri situasinya berbeda, Timur Leste dalah Negara kecil yang lebih dari 60% penduduk-nya hidup dari bertani. Timur Leste sudah memisahkan diri lebih dari 10 tahun dari Indonesia. Timur Leste berbahasa Tatum dan mata uang-nya dalah USD. Inflasi disana sangat tinggi. Saat ini jika anda tertarik ke Timur Leste maka anda harus membayar visa dan tentu saja harus bawa passport.
Saya dulu pernah bertemu dengan teman dari Timur Leste ketika ada kegiatan di Bali. Mereka bilang kalau mereka mau pergi ke Jakarta membeli komputer dan beberapa peralatan elektronik lainnya karena di Timur Leste barangnya terbatas dan harga-nya mahal. Kehidupan disana tidak menjadi lebih mudah setelah menjadi Negara sendiri. Tetapi kita tidak tahu, bisa jadi Timur Leste suatu saat nanti bisa mengalahkan Indonesia. Ingat bahwa umur Indonesia lebih tua 50 tahunan dari Timur Leste. Kesempatan Timur Leste untuk berkembang masih panjang.
Foto koleksi pribadi
Rich in Life Experience 