Energi untuk semua: apa konstribusi kita?


Bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau kota besar lainnya mungkin tidak akan mengerti bagaimana rasanya jika hidup tanpa listrik. Bahkan ketika listrik mengalami pemadaman selama beberapa jam saja, masyarakat kota besar langsung panik, dan ngedumel.   Tetapi tahukah kita jika masih banyak masyarakat Indonesia lainnya yang belum memiliki hak dasar mereka, yaitu listrik seperti yang kita miliki.

Masih banyak masyarakat Indonesia yang masih hidup dalam kegelapan.  Pengalaman saya tinggal di sebuah kampung di pedalaman Papua merasakan bagaimana susahnya untuk bisa mendapatkan penerangan di malam hari. Tidak ada listrik, artinya juga kegiatan produktif juga berakhir ketika matahari tenggelam.   Tetapi coba pikirkan bagaimana masyarakat Indonesia yang hidup tanpa listrik harus bersaing dengan masyarakat Indonesia lain yang telah menikmati kenyamanan memiliki listrik selama 24 jam sehari 7 hari seminggu.  Di Kota Wamena Papua, masyarakat Papua yang tinggal di daerah pedalaman harus mengeluarkan uang Rp 5000-10.000 untuk mengisi daya handphone mereka, untuk satu kali charge.  Toko-toko handphone yang ada di Wamena mengambil keuntungan dari kondisi masyarakat yang tinggal di perkampungan yang tidak memiliki listrik. Masyarakat tersebut bekerja keras menanam ubi, sayuran, dan tanaman lainnya, kemudian hasil panen mereka mereka jual ke pasar, dan ketika ke pasar ini jugalah mereka men-charge handphone mereka. Ketika mereka di kota mereka menghubungi saudara mereka yang tinggal di luar kota, kemudian mereka kembali lagi ke kampung, dan di kampung mereka hidup tanpa listrik, tanpa handphone, dan juga tanpa sinyal telfon.

Sebagai tenaga terdidik, terutama para sarjana teknik yang baru lulus, pernahkah Anda memiliki mimpi untuk menjadikan masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap energi apapun itu tanpa terkecuali? Pernahkah kita berpikir mengenai hal yang lebih besar dari pada mendapatkan sebuah pekerjaan dan dibayar sebagai seorang karyawan? Pernahkah Anda berpikir untuk menjadi social enterpreneur membangun negri ini?  Jika tidak, maka janganlah Anda marah atau kesal jika masyarakat asing lebih perhatian pada saudara-saudara kita yang masih hidup tanpa listrik. Lihat video dibawah ini.

Pada video dapat kita saksikan inisiatif sebuah organisasi kemanusiaan dari Belanda, Hivos, yang memiliki ambisi untuk menyediakan sumber energi terbarukan untuk Sumba, dimana mereka berharap pada tahun 2020 nanti semua masyarakat Sumba memiliki akses terhadap energi, dan tidak tanggung-tanggung, energi yang mereka maksud adalah energi terbarukan.  Mereka beberapa langkah lebih maju.

Sebelum Anda berpikir juga ikut membantu sumba,atau membangun daerah terpencil lainnya di Indonesia, pikirkan dulu lingkungan dimana Anda tinggal.  Sudahkah Anda memanfaatkan sumber energi dari tenaga surya? Pernahkah Anda berpikir untuk mengurangi pemakaian listrik dari PLN dan mengganti sebagain dengan listrik dari tenaga surya? Sudahkah Anda menggunakan peralatan yang lebih ramah energi? Atau sudahkah Anda menghemat energi? Apakah Anda mematikan lampu ketika bepergian, memastikan peralatan elektronik mati? Sudahkah Anda melakukan penghematan dan menggunakan energi secara bijak?

Sebagai masyarakat Indonesia, yang memiliki akses yang relatif baik terhadap berbagai informasi sudah semestinya kita mulai memikirkan inovasi, dan juga turut membangun masyarakat, tidak hanya di lingkungan kita, tetapi dimanapun masyarakat tersebut berada terlepas dari agama, suku, bahasa, selama mereka membutuhkan pertolongan kita.

Kita semua bisa berperan dalam pembangunan, jika saja kita memiliki niat, dan membuka hati dan pikiran untuk mulai berkonstribusi.  Jika Anda baru lulus, Anda bisa bergabung dengan program pengabdian masyarakat, menjadi volunter, atau mulai membangun kewirausahaan sosial, dimana Anda bisa menghasilkan uang tetapi juga membuat dunia ini lebih baik.

Bill Gates, ketika dia membangun Microsoft, dia tidak pernah menjadikan uang sebagai tujuan, tetapin dia mengerjakannya lebih karena ingin menyelesaikan sebuah tantangan, ingin menciptakan produk yang bisa memudahkan manusia, dan menjadikan masyarakat lebih baik.  Dia memiliki visi bagaimana PC yang waktu tersebut masih terbatas dan mahal bisa dimiliki oleh setiap rumah tangga, dan impian Bill Gate terwujud, bahkan saat ini, kita juga bisa memiliki fungsi PC dalam genggaman kita, yaitu melalui HP pintar kita.

Kita hidup tidak lepas dari masalah, tetapi harusnya masalah apapun yang tengah kita hadapi jangan sampai menghilangkan jiwa sosial dan kreativitas kita.  Ketika sebuah lembaga dari Belanda memberikan kontribusi nyata dengan memberikan listrik, dan berbagai bentuk energi lainnya kepada saudara kita di Sumba, sudah saatnyalah kita berpikir, apa yang bisa kita berikan untuk bangsa ini, sesuai dengan kemampuan, expertise, interest, kita masing-masing.  Sekecil apapun kontribusi kita bagi negara ini, pastinya akan membuat Indonesia menjadi lebih baik.

RF