Aceh: Pemandangan spektakuler sepanjang Banda Aceh-Pidie


Aceh, banyak hal yang menarik yang bisa ditulis mengenai Aceh. Mulai dari wisata budaya, laut, gunung, hutan dan banyak yang lain yang tidak akan mudah untuk dilupakan.

Mungkin jika anda mendengar tentang aceh maka anda akan langsung teringat dengan sabang. Ya, sabang, adalah ujung barat dari Indonesia. Sabang memiliki pantai dan pemandangan bawah laut yang luar biasa bagus. Di sabang kita bisa mengunjungi kilometer nol yang juga merupakan kawasan hutan nasional. Tetapi kali ini kita tidak akan membahas hal tersebut.

Hal yang akan ditulis ini adalah mengenai pemandangan yang luar biasa yang akan anda temui dalam perjalanan dari banda aceh ke pidie. Saya cukup beruntung ketika saya berkunjung di Aceh dan melakukan perjalanan ke beberapa daerah cuaca di Aceh sangat bersahabat.

Ketika mulai meninggalkan kota Banda Aceh, memasuki kabupaten Aceh besar, mata saya langsung dimanjakan oleh pemandangan alam yang luar biasa indah. Disisi kiri dan kanan terdapat sawah yang baru saja ditanam dengan benih padi oleh bu tani (bapak tani tidak kelihatan). Sebagian padi yang ditanam disisi sawah yang lain sudah mulai besar yang terhampar cantik laksana permadani hijau. Dan tak lupa deretan bukit barisan yang berwarna hijau yang terlihat berkilau terkena cahaya matahari. Sungguh serasa bagaikan melihat lukisan hidup. Hamparan sawah yang dikelilingi oleh bukit barisan benar-benar pemandangan yang indah. Memasuki wilayah jantho masih di Aceh besar, kita akan mendapati banyak sungai jernih yang mengalir tenang. Sungai inilah yang mengairi sawah penduduk di aceh besar.

Memasuki daerah seulawah, saya semakin terkagum dengan pemandangan yang saya lihat. Langit biru yang dihiasi awan putih yang terbentang indah, gunung seulawah, pohon kelapa, pohon pinus, sapi yang sedang makan rumput dipinggir sawah, gubuk-gubuk kecil di pinggir sawah, jalanan beraspal lebar yang baru dibangun, pohon pisang, dan banyak hal menarik lainnya.

Meskipun matahari bersinar cukup terik saya meminta si bapak supir mobil rental yang saya kendarai untuk mematikan AC dan membuka kaca jendela. Angin segar berhembus lembut diwajah saya. Seakan mengerti dengan perasaan takjub saya atas pemandangan yang saya lihat, pak Supir tersebut memperlambat laju mobilnya, dia melaju dengan kecepatan 40 KM per jam. Disebelah kiri jalan saya melihat sekolah kepolisian negara seulawah yang meskipun bangunan sederhana terlihat sangat megah karena berada diatas bukit dengan latar belakang gunung seulawah, pepohonan yang hijau, dan langit biru serta awan yang terbentang indah. Jika anda beruntung tak jauh dari asrama brimob ini kita bisa bertemu dengan monyet atau bahkan dengan gajah. Hanya saja kali ini saya kurang beruntung. Beberapa menit setelah melalui asarama polisi, masih disebelah kiri jalan, anda juga akan melihat komplek bangunan “sekolah tinggi penyuluhan pertanian” komplek yang cukup luas yang dilengkapi dengan lahan percontohan. sepanjang perjalanan anda juga akan menjumpai banyak mesjid meskipun tidak terlalu besar namun model dan desain bangunan terkesan mewah. Saya tidak habis fikir kenapa malah lombok yang dijuluki kota seribu mesjid karena menurut saya julukan tersebut lebih tepat diberikan ke Aceh. Hampir seluruh mesjid yang saya temui bagus dan indah.

Memasuki kota sigli menuju Pidie dan Pidie Jaya, anda juga akan kagum melihat kompleks ruko yang terdapat disepanjang jalan. Bangunan ruko tersebut ada yang bertingkat 3 ada juga yang dua. Arsitektur dari ruko tersebut juga menarik. Ruko tersebut menjual mulai dari kebutuhan rumah tangga, baju, peralatan elektronik, dan tentunya warung kopi dan warung mie Aceh. Tanpa turun dari mobil dan membayar tiket masuk saya sudah merasa sangat terhibur dan berdecak kagum dengan keindahan alam yang saya lihat. Sayang saya bukan penyair sehingga saya tidak dapat melukiskan keindahan yang saya saksikan.