Percaya diri. Kata yang sering kita dengar. Kata yang sederhana namun sangat luas maknanya. Untuk beberapa orang mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi, bahkan cenderung berlebih, sedangkan beberapa orang lagi kepercayaan dirinya sangat kurang, bahkan tak jarang mereka mengalami krisis percaya diri. Pertanyaannya adalah anda berada pada kategori yang mana? Saya tidak akan meminta anda untuk mengisi kuis sehingga kemudian anda mengetahui skor tingkat kepercayaan diri anda, melainkan saya akan meminta anda untuk membayangkan orang seperti apakah anda? Apakah anda suka bertemu dengan orang baru? Apakah anda pede jika anda menghadiri suatu meeting dimana meeting tersebut dihadiri oleh orang-orang setingkat direktur sementara anda baru tingkatan pegawai rendahan. Atau bisa juga di dalam suatu jamuan, para tamu berpakai rapi, bersih dan wangi sedangkan penampilan anda sangat sederhana. Mungkin juga anda menghadiri suatu forum, dimana forum tersebut menggunakan bahasa Inggris dan banyak orang yang hadir di forum tersebut berbahasa Inggris lancar, apakah anda akan bergabung dan melontarkan pendapat anda meskipun kemampuan bahasa Inggris anda terbatas? Atau apakah anda merasa percaya diri berada ditengah orang-orang kaya yang menggunakan pakaian dan tas bermerek? Bercerita mengenai liburan mereka ke Amerika dan ke Eropa atau bercerita mengenai pengalaman ketika bersekolah di Australia atau di Kanada, sementara anda sendiri tidak pernah meninggalkan tanah air kita tercinta ini? apakah anda akan masih akan tetap merasa percaya diri?
Ketahuilah bahwa banyak orang yang sukses memperoleh suatu pekerjaan adalah orang-orang yang memiliki kepercayaan diri diatas rata-rata. Tak jarang orang yang memiliki kepercayaan diri yang sangat berlebih ini ketika diminta untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu mereka tidak mampu mengerjakan namun lagi-lagi mereka memiliki alasan dan kepercayaan diri yang ditampilkan menyamarkan kelemahan yang dia miliki tersebut.
Sementara banyak orang-orang yang berkualifikasi tidak mendapatkan pekerjaan karena mereka kurang percaya diri. Mereka kurang yakin dengan kelebihan yang mereka miliki. Mereka selalu berfikir banyak orang lain lebih hebat dari mereka, sehingga mereka tidak berani ‘menjual’ keahlian diri yang mereka miliki. Baru-baru ini saya bertemu dengan satu orang yang mengaku mengenal pejabat di jajaran pemerintahan, atau dia mengenal beberapa orang penting. Dia menceritakan itu dengan perasaan bangga. Dengan menyebutkan nama-nama orang terkenal tersebut orang mendapatkan kesan kalau dia bukanlah orang sembarang. Hingga suatu saat saya bertemu dengan salah seorang dari nama yang dia sebutkan.
Menurut keterangannya, orang ini kenal baik dengannya. Maka bertanyalah saya kepada ‘orang penting’ ini mengenai kenalan baru saya tersebut. Namun jawaban orang tersebut sungguh diluar dugaan. Dia bilang dia tidak bisa mengingat kenalan saya ini. Saya kemudian menjelaskan ciri-ciri orang tersebut, pendidikan, pengalaman kerja, dan juga hal yang bisa mengingatkan orang terkenal ini akan kenalan saya. Saya juga menyebutkan nama suatu pertemuan dimana kenalan saya bertemu dengan orang terkenal tersebut. Akhirnya dia bisa mengingat juga. Tetapi lagi-lagi penjelasannya membuat saya agak kaget, ternyata mereka pernah bertemu hanya satu kali, kenalan saya tersebut menghadiri suatu meeting, dimana ketika meeeting tersebut dia tidak banyak bicara, yang bicara adalah atasannya. Jadi wajar kalau bapak terkenal ini tidak bisa mengingat kenalan saya. Namun dia ingat atasan kenalan saya tersebut. Saya hanya tersenyum maklum. Cerita yang saya ceritakan adalah satu contoh, banyak saya menemukan contoh lain dimana orang yang ‘sepertinya’ memiliki kepercayaan diri yang tinggi kenyataannya tidak sperti hal yang mereka suarakan. Namun ini mungkin bukan contoh yang tepat untuk menggambarkan kepercayaan diri. Karena biasanya “percaya diri” selalu identik dengan konotasi positif. Namun benar, bahwa saya sudah bertemu dengan banyak orang yang ‘terlalu’ percaya pada dirinya. Dan saya juga bertemu dengan orang yang ‘tidak’ percaya dengan dirinya. Bisa jadi yang sedang-sedang lebih baik, tetapi yang pasti memiliki kepercayaan diri rendah tentu saja tidak baik.
Secara umum orang Indonesia suka merendah, sehingga didalam pergaulan Internasional kita terlihat sering ‘dibawah’ hal ini bukan karena kita tidak mampu, namun karena kita sering tidak menceritakan mengenai hal-hal yang ‘mampu’ kita kerjakan tadi. Kita percaya kalau tingkah laku itu lebih penting dari pada banyak bicara. Namun kadang kita juga perlu bicara. Kadang kita sudah melakukan banyak hal namun karena kita tidak pernah menyuarakan itu maka orang lain bisa mengklaim hasil kerja keras anda tersebut. Orang akan percaya karena anda sebagai saksi hidup yang sudah melakukan banyak hal tidak pernah bicara kepada orang lain mengenai hal besar yang anda lakukan. Masih mengenai kepercayaan diri, saya mengagumi salah seorang rekan kerja saya. Dia memiliki tingkat kapercayaan diri yang tinggi dan dia juga orang yang rendah hati. Dia tidak perlu banyak bicara untuk menunjukan kemampuannya ke orang lain. Namun kepercayaan diri tersebut sudah terpancar di wajah, di intonasi suara, dan juga dibahasa tubuhnya. Dia sangat nyaman menjadi dirinya sendiri. Dan hal tersebut membuat orang juga nyaman berada di dekatnya. Kepercayaan diri yang dia miliki juga suka ditularkan kepada orang lain. Jika anda berada didekatnya maka anda akan merasa ikut percaya diri juga. Di dalam hidupnya dia sudah mencapai banyak hal. Dan itu semua karena kerja kerasnya sendiri. Orang akan bilang kalau mungkin karena dia sudah mencapai banyak hal dalam hidupnya makanya dia percaya diri, namun saya yang mengenal dia cukup baik akan bilang kalau dia sukses adalah karena kepercayaan diri yang dia miliki. Dia sukses karena dia yakin dengan kemampuannya. Dia sukses karena dia akan tetap berusaha tetap masuk di saat semua orang lain melangkah mundur karena berfikir pintu tersebut sudah tertutup.
Untuk contoh pertama saya akan bilang kalau kenalan saya tersebut tidak percaya diri, dan dia menutupi ketidakpercayaan dirinya dengan meminjam nama-nama orang sukses yang pernah dia temui, atau mungkin dia memang percaya dengan dirinya sehingga dia berani dan bisa berbicara mengenai apapun. Tetapi kepercayaan diri yang patut dicontoh adalah kepercayaan diri rekan kerja saya yang kedua. Saya sendiri bukanlah orang yang percaya diri. Kritikan masa kecil yang sering saya terima ketika saya kecil dulu membuat saya tidak percaya dengan diri saya. Seakan semua yang saya lakukan salah. Karena dahulu begitulah pengalaman yang sering saya alami. Dan sekarang saya berusaha memperbaiki diri, dan saya banyak belajar dari rekan kantor saya tersebut.